Papandayan : Escape Plan Has Been Done

Perjalanan escape dari rutinitas yang dirasa semakin membosankan. Dua orang sahabat berangkat untuk melakukan pendakian. Sempat diganggu oleh rasa khawatir karena film brokeback mountain. Namun pendakian tetap dilakukan, berdua saja. Tidak ada niatan untuk berburu sunrise atau sunset, kamera dibawa untuk mengambil momen sekedarnya.

Suasana pondok saladah saat itu kurang kondusif untuk perjalanan yang membutuhkan kesunyiaan alam. Layaknya perkampungan pendaki, tenda - tenda memenuhi setiap tanah kosong.  Sore menjelang, hujan berjatuhan dan membuat pondok saladah dialiri air yang cukup deras. Parit yang dibuat tidak mampu mengalihkan aliran air, akhirnya air mengalir melewati bawah tenda, sangat terasa. Hujan sedikit mereda, akhirnya kami membuka tenda untuk memperbaiki parit.

Tak disangka, ternyata bukan hanya tenda kami yang terbanjiri. Hampir semua tenda mengalami hal yang sama. Satu suasana, satu hujan, satu dinginnya, tiba - tiba saja para pendaki disana menjadi akrab. Tidak ngopi bersama, tidak menghangatkan diri bersama, hanya saling bersahutan mengucapkan dan menjawab salam, kadang ada yang meneriakkan celetukan-celetukan lucu, lalu dibalas oleh yang lainnya, dan ditutup dengan tiupan peluit. Tiba-tiba senja itu menjadi hangat.

Malam datang. Hujan cukup banyak tertumpah saat senja hingga langit malam itu cerah terlihat. Bintang-bintang dengan terangnya terlihat jelas. Tidak seperti biasanya sibuk mencari kamera dan mengabadikan suasana, malam itu hanya membuatku ingin duduk berselimut sleeping bag sambil melihat langit dari pintu tenda yang terbuka.

Langit sangat bersahabat, suasana cukup hangat, sebatang rokok makin lama makin pendek, kopi semakin dingin. Mata mengantuk, menutup tenda dan tidur hingga pagi.

Mungkin begitulah seharusnya perjalanan, tidak memikirkan foto untuk nanti dipamerkan, menikmati setiap menitnya dengan senang, bahkan dengan senang pun mendapat banyak pelajaran.

kehangatan di esok pagi