Kata Kang kus, cinta itu adalah sebuah keputusan, keputusan untuk mencintai atau tidak.
Keputusan untuk mencintai itu yang melewati banyak hal, mata, telinga, waktu, tinta, simpul saraf, hormon, keberanian. Jika beruntung akan melewati sambutan, diterima, ditolak, dipeluk, dihina, dimarahi, dibenci, diblok, diludahi, ditampar. Yang sial adalah mereka yang tak dipedulikan, tak tau diterima, tak tau ditolak, tak merasa ditampar, tak pernah dipeluk.
Tapi komitmen untuk mencintai membuat para pesial level 1 ini tetap mencintai, mereka berkomitmen untuk mencintai, sampai lupa, sampai tak cinta, sampai ada sosok lain yang berhasil membuatnya membuat komitmen baru untuk mencintai.
Jika melewati waktu yang lama dan tetap tak dipedulikan, jadilah mereka pesial level 2. Bertahan untuk mencintai satu hal dan yakin bahwa tidak ada pengorbanan dalam mencintai. Di pandangan orang lain mereka adalah sosok susah move on, susah menerima kenyataan, akhirnya menulis, mengirim, kadang menjadi pemuja rahasia. Rasanya ingin sekali mencintai pesial level 2 ini.
Pesial level 3 adalah mereka yang sadar telah menjadi pesial level 2 namun bersikukuh menaikkan levelnya. Jika sial, biasanya menjadi Obsessive Compulsive, High Level Spy Admirer. Keberadaan mereka lebih mirip pembunuh bayaran yang sedang mengintai.
Namun waktu selalu curang, dia bisa membuat siapapun dalam level apapun berubah tingkat menjadi level yang lain. Dia tak patuh pada urutan kelas seperti di sekolah. Baginya, proses hanya sebuah aksesoris yang membuat manusia menjadi sok bijak. Kata Einstein waktu itu relatif. Menurutku waktu itu curang, berjalan seolah-olah memiliki siklus, padahal tidak sama sekali. Anteknya banyak, proses, momen, dilema, pertanda.
Hm.. Dasar Waktu
No comments:
Post a Comment