Entah apa salahnya hingga menemui persoalan serumit itu. Padahal ia datang hanya dengan membawa air.
Basah, BECEK, BANJIR, apakah itu kesalahannya?
Sering aku bertanya, Siapa yang egois? Siapa yang sering menyalahkan?
Rasanya hujan tak pernah mengeluhkan manusia,
Mereka yang ilmiah hanya menganggapnya sebagai bagian dari suatu siklus. Sering ia dipaksa turun. Mereka yang ilmiah menyebut itu hasil perkembangan teknologi.
Saat dibutuhkan, ia dipaksa datang.
Lagi-lagi aku bertanya, siapa yang egois? siapa yang sering memaksa?
Rasanya ia tak pernah mengeluh kesakitan, atau aku yang tak mengerti bahasanya?
Bicara hujan,, seolah tak ada habisnya...
seringkali ia mengundang romantisme,lewat sentuhan sang pujangga ia mampu menjelma menjadi wujud nyata keindahan kata. Sering ia mengantarkan manusia menuju kehangatan, walau ia datang membawa sebaliknya.
Banyak kisah yang muncul karena kehadirannya, kadang suka, kadang luka,
di lain waktu ia diumpamakan kesedihan, kegelapan,,, dimana pelangi menjadi sosok penyelamat untuk mereka yang menganggapnya sebagai kesulitan.
Mungkin hujan adalah hujan, sebagian anugerah Tuhan, terkadang berperan menjadi cobaan. Yang pasti tidak untuk dikeluhkan.
Untukku, seringkali hujan mengantarkan imajinasi kembali kepada suatu kenangan.. Yang mungkin indah.
And the way the rain comes down hard, is how i feel inside (the cure)
sumber gambar : http://hujanmalamini.wordpress.com/2012/06/07/rintik-hujan-di-bulan-juni/
No comments:
Post a Comment